Friday, December 01, 2006

Gak ada salahnya.....

Setelah g pikir2 gak ada salahnya juga si cumi bertingkah aneh2 gitu kali, kyknya segala daya upaya dia kerahkan supaya ada kali barang satu orang dewi di ‘kayangan (baca: kantor) penuh dewi’ ini yang nengok ke dia, or at least kasih secuil perhatian aja. Cuma emang caranya yang norak dan nyeleneh itu bikin para dewi kagak nyaman. Dan buat dewi-dewi ketidaknyamanan bisa jadi bahan pergunjingan. Yah sebaiknya kita para dewi bersyukur kali masih ada co yg walopun noraknya setengah idup gitu masih berusaha untuk flirting sama kita. Tinggal kitanya aja coba bersikap lebih bijak, even so…tetep gak ada tempat untuk kekurangajaran ye. Dan ternyata menjadi bijak menanggapi cumi norak ini emang butuh kepandaian juga ya….. ya gak ada salahnya juga belajar menanggapi segala sesuatu dng bijak. Abang g bilang, gak usah judes, jangan permalukan cumi norak itu di depan banyak orang tapi komunikasikan dengan tegas dan lugas tanpa kiasan bahwa kita sebagai dewi tidak nyaman dengan perlakuannya. Iyalah gak ada salahnya…..

Kemaren ada request dari seorang rekan kerja, doi minta satu perlengkapan dangdut buat compienya. Cuma caranya by-pass otoritas proc-team, doi langsung minta approval ke ibu direktur. Alat yang diminta itu menurut proc-team gak ada relasi sama kerjaannya. Yah sebenernya relasi itu bisa diciptakan juga sih kalo g mau….. Lalu timbullah perdebatan sengit via email antara saya dan ibu direktur. Mungkin gak sengitlah ya Cuma cukup adu pendapat. Dan at the end final decision has been made by the ibu direktur and looked like she didn’t like being questioned. Awalnya g stick sama pendapat g, kenapa harus dibeliin wong gak butuh koq. Tapi setelah g pikir2 ya gak ada salahnya juga being obedient. However she’s the boss. Dan g bisa tetep dengan mood yang santai ketika harus “akur” dengan keputusan ibu direktur. Iyalah gak ada salahnya…..

G gak gitu suka klo sepupu g terlalu berlebihan minta ijin buat ngapa2in di kamar g. Mo mandi, mo pake telpon, mo numpang tidur, dll. Menurut g itu rumah nenek, dan selama dia cucunya nenek, dia boleh ngapain aja. Plus doi tuh udah g anggap ‘sista’ that I never had. So I think she can do anything as a sista. No need to have permission every time. Di samping itu doi cukup menghargai orang lain juga koq. Gak ngerokok di kamar, gak jorok di kamar, bekas2nya dibersihin. Dan g hanya merasa minta ijin itu jadi terasa seperti basa basi yang kelebihan. G tanya abang g gimana sebaiknya g bersikap ya, secara kurang nyaman klo dimintain ijin terus2an. Dan abang minta g liat posisinya dia yang kejepit saat ini, dan sifat2 ‘gak enakan’ yang emang udah mendarahdaging dalam dirinya. Berangkat dari situ g akan bisa mahami orang seperti dia. Gak bisalah g terlalu ‘straight forward dan frontal’ ketika menghadapi dia. Hmh.... gak gampang ya tapi masa g gak bisa sih belajar. Iyalah, gak ada salahnya belajar menyelami karakter orang lain. Siapapun orangnya. Kebetulan doi sodara g, tapi kalo ada orang yang lebih rumit lagi, g akan jadi pinter toh menghadapi orang. He.... iyalah gak ada salahnya dicoba.....

Hatiku sakit..... mungkin memang ada sesuatu yang ‘ditahan’. Tapi g coba bertahan untuk gak terlalu memanjakan perasaan g. Toh gak semua hal di hati bisa diumbar dan dipaksakan untuk jadi sesuai keinginan. Menderita ya... hehe..... Tapi mungkin lama kelamaan akan terbiasa, dilatih..... yah gak ada salahnya toh untuk melatih keinginan hati, supaya penguasaan diri bisa menjadi lebih baik. Yoi gak ada salahnya.....belajar....


What a week....

0 Comments:

Post a Comment

<< Home